Rasa. Apa itu?
Rasa adalah suatu respon terhadap apa yang dikenainya. Suatu respon yang dipengaruhi emosi seseorang.
Manis, pedas, asin. Haha, yang kita bahas bukan rasa seperti itu. Tapi.. rasa yang terendap di hati. Dan tidak disadari oleh otak.
Memang tidak rasional ketika hati dan fikiran tidak berjalan sinkron.
Tapi.. orang jatuh cinta sering menyebutnya tidak menggunakan logika.
Tapi aku tak mengerti rasa apa yang menghampiriku saat ini. Tanpa otakku menyampaikan maksud hatiku, tiba-tiba rasa itu datang. Benar-benar seperti angin cepat menyerbu. Tak ada gejala apapun. Diam-diam rasa itu memenuhi dadaku. Sesak, sakit, jatuh.. lalu rasa itu menjalar ke otakku. Ia lagi-lagi membuatku harus memikirkan hal yang sama, saat kepalaku mulai penuh dan tak lagi sanggup menampungnya lalu rasa itu sampai dimata. Dibibir mataku tiba-tiba berbinar. Sendu mata ini dilihatnya. Mata yang biasa kulihat coklat, kini terlihat berair seperti kaca. Nanar mata ini semakin terkumpul dan tak terbendung lagi. Aku pikir inilah akhir perjalanan rasa itu. Dari hati yang akhirnya sampai dimata dan menumpahkan isinya.
Tapi.. ini belum berakhir kawan. Rasa itu yang tak kusangka begitu cepat merenggut semangatku. Benar-benar cepat konsentrasi reaksinya. Tanpa penurunan semangat perlahan rasa itu begitu langsung mengambil semua semangatku.
Aku masih bingung rasa apakah ini? Ini sungguh aneh dan tidak bisa diterima di mulut maupun otakku. Rasa ini tak bermassa logika, tak bisa dijelaskan dengan rumus apapun dan metode ilmiah apapun.
Bibirku masih tak rela dan terasa kelu berkata rasa ini adalah cemburu, atau patah hati, atau jangan-jangan aku jatuh hati.
Begitu mencelosnya hatiku saat mengetahui dia menggandeng pacar barunya.
Apa aku cemburu? Tapi sebelumnya aku tak merasakan getaran freak didada yang biasa disebut jatuh cinta pada pria itu. Bahkan tak sempat terfikir olehku menautkan hati pada pria aneh itu.
Rasa apa ini? Tidak bisa didefinisikan dengan logika, kata-kata, ataupun air mata. Inilah rasaku. Hanya hatiku yang mengenal rasa ini. Bukan aku.
Manis, pedas, asin. Haha, yang kita bahas bukan rasa seperti itu. Tapi.. rasa yang terendap di hati. Dan tidak disadari oleh otak.
Memang tidak rasional ketika hati dan fikiran tidak berjalan sinkron.
Tapi.. orang jatuh cinta sering menyebutnya tidak menggunakan logika.
Tapi aku tak mengerti rasa apa yang menghampiriku saat ini. Tanpa otakku menyampaikan maksud hatiku, tiba-tiba rasa itu datang. Benar-benar seperti angin cepat menyerbu. Tak ada gejala apapun. Diam-diam rasa itu memenuhi dadaku. Sesak, sakit, jatuh.. lalu rasa itu menjalar ke otakku. Ia lagi-lagi membuatku harus memikirkan hal yang sama, saat kepalaku mulai penuh dan tak lagi sanggup menampungnya lalu rasa itu sampai dimata. Dibibir mataku tiba-tiba berbinar. Sendu mata ini dilihatnya. Mata yang biasa kulihat coklat, kini terlihat berair seperti kaca. Nanar mata ini semakin terkumpul dan tak terbendung lagi. Aku pikir inilah akhir perjalanan rasa itu. Dari hati yang akhirnya sampai dimata dan menumpahkan isinya.
Tapi.. ini belum berakhir kawan. Rasa itu yang tak kusangka begitu cepat merenggut semangatku. Benar-benar cepat konsentrasi reaksinya. Tanpa penurunan semangat perlahan rasa itu begitu langsung mengambil semua semangatku.
Aku masih bingung rasa apakah ini? Ini sungguh aneh dan tidak bisa diterima di mulut maupun otakku. Rasa ini tak bermassa logika, tak bisa dijelaskan dengan rumus apapun dan metode ilmiah apapun.
Bibirku masih tak rela dan terasa kelu berkata rasa ini adalah cemburu, atau patah hati, atau jangan-jangan aku jatuh hati.
Begitu mencelosnya hatiku saat mengetahui dia menggandeng pacar barunya.
Apa aku cemburu? Tapi sebelumnya aku tak merasakan getaran freak didada yang biasa disebut jatuh cinta pada pria itu. Bahkan tak sempat terfikir olehku menautkan hati pada pria aneh itu.
Rasa apa ini? Tidak bisa didefinisikan dengan logika, kata-kata, ataupun air mata. Inilah rasaku. Hanya hatiku yang mengenal rasa ini. Bukan aku.
Sumber: kawanku

0 komentar:
Posting Komentar